Hamil, adalah sesuatu yang dinantikan oleh tiap pasangan yang berumah tangga dan aku salah satu yang termasuk di dalamnya. Dan tanpa diduga, tanpa disangka Allah memberikan berkah untuk keluargaku. Bertepatantanggal 30 Agustus 2011 saat bangun pagi dan sebelum kami menjalankan sholatIdul Fitri (kami merayakannya lebih awal dari pada yang diumumkan menteriagama) aku memakai alat tes kehamilan dan Alhamdulillah ternyata aku hamil. Inisuatu berkah besar yang tak ternilai dari Allah untukku, untuk keluargaku.
Puji syukurku tak dapat diungkapkan lagi. Aku benar-benarbahagia. Aku merasa menjadi wanita sempurna. Mempunyai suami yang sangatmenyayangiku dan sebentar lagi pula kami akan mempunyai buah hati dan tak lama lagi akan hadir dalam kehidupan kami. Tak ada ngidam, tak ada mual yangberlebihan dan aku merasa anak ini gak akan rewel. Anak ini pasti anak yang manis yang gak suka meyulitkan kehamilan ibunya. Hanya waktu itu aku memang pingin banyak makan sama pengen bobok mulu.
Lebaran selesai dan masa cuti suamikupun habis. Dan saat itupula aku dapat jatah off 2 bulan dari kantorku (waktu itu memang niat buatprogram anak eh ternyata Allah memberikannya lebih cepat). Kami sempa tmemeriksakan kandunganku ke dokter spesialis kandungan namun di USG ternyata tanda-tanda kehamilanku belum kelihatan. Aku mau menanyakan banyak tentang kehamilan pertama ini namun dokter malah menyangsikan kehamilanku. Tak ada yang bisa .aku tanya tentang kehamilan ini, aku malah terpukul dengan pernyataan dokterAku disuruh kembali 10 harian lagi. Itu gak mungkin karena tanggal 5 aku harus ikut suami kembali ke Jakarta. Aku lalu ke apotek lagi dengan membel ibeberapa alat tes kehamilan dengan merk yang berbeda . Dan hasil ketiganya samaaku tetep positif hamil. Ya sudah, aku gak mau bergantung dengan pernyataan dokter. Aku yakin aku hamil dan semua tanda-tanda wanita hamil memang aku alami.
Tanggal 4 September 2011 kami putuskan tetap balik ke Jakarta. Toh kami membawa kendaraan pribadi,jadi jika lelahpun kami akan sering berhenti. Kebetulan istri omku juga hamil muda yang juga melakukan perjalanan yang sama dengan kendaraan yang sama juga. Kehamilankupun aku rasakan sama sekali tidak merepotkan sejauh ini. Dan aku yakin aku dan janinku kuat. Ternyata arus balik mudik memang luar biasa. 30 jam kami lalui perjalana nini dari Yogyakarta. Bisa Anda bayangkan bagaimana lelahnya kami. Tanggal 5 September kami sampai tujuan dan malam ini kami lalui dengan baik.
Tanggal 6 September 2011 pagi, saat buang air kecil aku lihat sekitas ada keputihan yang agak kecoklatan. Aku pikir ini biasa karena kecapekan. Namun semakin siang aku merasakan makin gak enak badanku, agak demam, pinggangku pegel luar biasa. Saat pulang kantor aku bilang ini kesuamiku. Badanku semakin panas, tapi aku tetap berfikir kalau ini efek capek perjalanan kemaren. Bahkan kami masih sempat nonton sepakbola Timnas. Lalu dengan tiba-tiba aku merasa perutku kram, rasanya seperti diremas-remas,ditarik-tarik, sakit sekali. Aku masih berusaha bertahan hingga akhirnya tak kuat lagi. Darah segar keluar, aku menjerit, menangis ketakutan, shock dan kesakitan. Dan akhirnya jam 12 malam aku dilarikan ke Rumah Sakit dan opname. Sampai di RS juga gak segera ditangani padahal aku sudah di ruang UGD, aku semakin ketakutan, aku masih kesakitan. Perawat-perawat itu tega sekali , mereka tertawa bercanda, sedang aku disini kesakitan,dan menunggu suamiku mengurus administrasi.Perawat tolong aku, aku kesakitan, aku cemas memikirkan janinku apa bisa diselamatkan. Tolong aku, tolonglah janinku.. Aku takut kehilangan calon anakku ini. Aku tak tahan dengan sakit ini, darah segar terus mengucur derasss.. aku semakin ketakutan. Saking sakitnya sampai akhirnya aku harus diberikan obat penghilang rasa sakit yang dimasukkan melalui anus. Sakiit..tapi aku harus bertahan demi janin ini. Dan akhirnya perlahan aku bisa mulai tenang dan rasa sakit ini berangsur menghilang.. Aku sedikit mulai tenang.
Tanggal 7 September2011 jam 10.00 WIB jam dokter kunjungi pasien. Yang menangani aku dr. Iwannamanya. Aku dibawa ke ruangannya untuk di USG 4 dimensi.Ya Allah jangan berikan kabar buruk ini sekarang. Mentalku belum siap, aku takut.. “Ibu, janinnya masih ada, kita berusaha untuk pertahanin ya bu. Ibu harus Bed Rest.”Alhamdulillah ya Allah, Engkau masih memberikan kesempatan untukku. Semoga janin ini masih bisa diselamatkan. Berikan kehidupan untuk janin ini Ya Allah.Berikan kesempatan agar dia bisa hidup.
Jam 16.30 WIB setelah aku menyelesaikan makan soreku mendadak perutku kontraksi lagi. Kali ini kontraksi yang Luar Biasa jauh lebih hebat daripada semalam. Bahkan dalam hidupku belum pernah aku merasakan rasa sakit seperti ini. Istighfar dan tuntunan ayat suci tetap tak bisa menghilangkan rasa sakit ini. Aku tak tahan lagi, aku gak kuat lagi.. Bahkan aku saat itu berfikir apa ini akhir umurku ya Allah.. Aku milikMu dan ambillah ketika Engkau ingin mengambil kehidupanku. Saat itu yang aku lihat adalah wajah bulik2ku yang menangis melihatku, suamiku yang sangat mencemaskan keadaanku. “ Sudahlah nduk, kalau memang janinmu ingin keluar biarkanlah dia keluar. Ikhlaskanlah janinmu.Jangan kamu pertahankan jika dia memang gak mau kamu pertahankan.” Kata bulik di isak tangisnya. Aku tak tau lagi bagaimana wajah suamiku saat itu. Aku ingin disentuhnya, namun ketika diamenyentuh bagian dari tubuhku aku kesakitan.. “Maafkan aku ya mas.. Sungguh aku sebenarnya gak ingin seperti itu, tapi aku gak kuat”. Saat itu dokter tak ada,perawatpun lama sekali tak ada yang datang. Mereka semua dimana???? Aku semakin ketakutan,takut kalau aku benar-benar keguguran. Aku takut kehilangan janinku hingga salah seorang suster menenangkan aku dan mengatakan banyak kasus sepertiku dan mereka tetap bisa melanjutkan kehamilannya dan tetap melahirkan.Saat ini yang aku lakukan harus tenang katanya. Hingga perkataannya bisa mengontrol emosiku, perlahan aku bisa menguasai rasa sakit dan nyeri ini walaupun masih juga terasa. Aku akhirnya bisa tidur.
Tanggal 8 September 2011, sakit rasa nyeri karena kontraksi ini belum hilang walaupun sudah berkurang dari kemaren. Pendarahankupun belum berhenti. Aku berharap visit dokter nanti aku di USG dan dia tetap mengatakanjaninku masih ada. Ternyata itu tidak terjadi. Mungkin hasil dari pantauan dokter Koas dan perawat masih menunjukkan kondisi yang baik untukku. Tak ada USG hari itu tapi pendarahanku tetap keluar banyak.
Tanggal 9 september 2011. Ya Allah sampai kapan pendarahan ini. Sampai kapan ada kepastian yang jelas bagaimana nasib janin ini. Aku masih berharap kabar yang diberikan dokter kabar baik untukku. Visit dokter untuk hari ini dan aku kembali di USG. Kali ini aku tak ditemani suamiku yang harus berangkat ke kantor karena pekerjaan yang gak bisa ditinggalkannya. Ya Allah kuatkanaku, kuatkan hatiku jika yang dikatakan dokter bukan kabar baik buatku. Aku siap di USG, aku berusaha kuat dengan apa yang akan aku dengar nanti. Beberapa saat setelah USG aku liat wajah dr. Iwan mendadak langsung berubah. Aku tau ini bukan kabar yang baik. Aku harus kuat batinku. “Ibu, maaf ya..janinnya udah gak utuh bu. Ini ada bagian yang hilang. Gak papa ya bu, Ibu harus sabar.. Nanti juga ada lagi dan nanti siang jam 12.00 kita lakukan Kuret ya bu. Maaf kita sudah berusaha.” Aku masih belum percaya. Ini mimpi kan?? TOlong bilang ini mimpi, janinku masih ada kan, janinku masih di selamatkan. Tolong katakan bahwa ini gak benar.. Aku harus mendengarnya, mendengar berita yang sama sekali tak ingin aku dengar… Aku harus menjalaninya. Ingin aku teriak, menangis sekencang-kencangnya, dan aku harus menerima kenyataan bahwa anakku udah gak ada. JAninku gugur.. “Nak, maafkan Ibu ya..”
Sebelum kuret, suamiku sudah disampingku. Aku disuruh mengikhlaskannya..Dia masih berusaha menenangkan aku. Ini sudah terjadi dan memang aku harus mengikhlaskannya karena hanya itu yang aku bisa. Tak ada pilihan lain.. Tapi apa kalian merasakan bagaimana sakitnya hatiku, hancurnya perasaanku??? Tiga hari tiga malam aku merasakan sakitnya, aku berusaha mempertahankannya. Allah menitipkannya sebentar saja lalu diambil kembali. Bahagia itu kurengguk sebegitu singkatnya.
Ruang Operasi ini membuatku semakin takut. Aku masih tersadar dan semakin ketakutan ketika orang-orang itu mengelilingiku. Dokter menyuntikku hingga aku tak sadar apayang terjadi, aku seperti mimpi sampai ada seseorang yang menyentuhku dan berusaha membangunkanku. “ Bu, bu, bangun bu. Sudah selesai bu.” Aku terbangun, berusaha menyadari apa yang sudah terjadi, kebingungan dengan ruangan ini dan melihat sisa dagingmu dimasukkan dalam toples kecil.”Ibu melihatmu nak, walaupun kaubelum bisa merasakan kasih Ibu. Ibu sakit nak, sakit sekali melihatmu.”
Setelah semua selesai, infus dicopot dan aku boleh kembali ke Bangsal aku menolak dibawakan kursi roda. Aku berjalan dari ruang operasi kebangsalku. Semua terasa ringan, aku seperti melayang, aku sudah tak memikirkan apa-apa lagi. Aku lalu makan dengan lahap (karena kelaparan juga melampiaskan semuanya dengan makan). Dan malam ini aku sudah boleh kembali pulang ke rumah.
Sampai di rumah suamiku menyegerakan mengubur sisa janinku. “Takada yang bisa Ibu lakukan Nak kecuali mengikhlaskanmu pergi dari Ibu. Andai bisa, andai Ibu mampu, Ibu tak akan pernah melepaskanmu dari pelukan Ibu.”Hampir seminggu berjalan dan aku masih dibayang-bayangi dengan janinku. Aku masih sering menangis memikirkan janinku menjelang waktu tidur.
Dua bulan sudah berlalu, dan aku masih sering membayangkan jika aku tak mengalami keguguran itu perutku pasti sudah membuncit. Bahagia merasakan kehadiran anakku. Bahagia dengan anugerah terindah dari Allah untukku,bahagia dan menunggu kelahirannya. “Nak, Ibu rindu kamu saat ini. Maafkan Ibuya.. Semua itu tak akan terjadi jika ibu yakin kau tidak mampu melakukan perjalanan jauh itu. Maafkan Ibu yang tak sempat melihatmu tumbuh, berkembang dan keluar menjadi anak yang manis tempat Ibu mencurahkan segala kasih sayang Ibu.Tumbuhlah kau menjadi anak yang sholeh.Allah lebih menyayangmu dan memberimu tempat yang baik di surga. Kau Anugerah Terindah yang diberi Allah. Kau Anugerah yang Ibu terima di bulan Ramadhan. Tak dapat ibu ungkapkan bagaimana rasa rindu ini. Ibu mencintaimu Nak.. I Love U..”