Home » , » Obrolan Bersama Seorang Tukang Pijet

Obrolan Bersama Seorang Tukang Pijet

Written By Vika Endarwati on Minggu, 27 November 2011 | 06.44.00

Aaaah sudah beberapa hari badanku gak sehat, badan "nggregesi", kepala sakit, demam... Kata dokter sih karena banyak pikiran dan emang sekarang ini emang lagi musimnya orang kena penyakit beginian.. Bukan wabah, bukan sihir... Namanya juga pergantian cuaca. Ada aja suatu kondisi yang gak bisa diterima tubuh dan lemahlah sudah kekuatan dan daya tahan tubuhku ini..
Pagi itu karena kondisiku sudah enggak memungkinkan lagi, aku ijin dari kantor untuk rehat pulang. Kerikan sudah merata, obat sakit kepala sudah mengalir dalam tubuh ini, teh panas juga enggak meringankan penderitaanku dan akhirnya aku minta tolong sama seorang Ibu yang berprofosi eh berprofesi sebagai tukang pijat buat menggilas, memijat badanku ini. Mungkin karena rumahnya sedikit jauh akhirnya si Ibu pemijat diantarkan oleh Ibu Maryam ketempatku.
Biasalah awal memulai memijat kami bertiga ngobrol ringan. Awalnya sih cuma Ibu Maryam dan ibu Iyah (sebut saja begitu) yang ngobrol topik itu. Tapi mau gak mau karena kami bertiga dalam ruangan yang sama (TKP nya kamarku) aku juga mendengarkan.
Ibu Maryam : Anak Ibu yang kena luka bakar itu udah dikhitankan ya Bu, kok aku gak tau sih???
Ibu Iyah : Udah bu, yah kami cuma acara kecil-kecilan saja, orang itu juga sebenarnya bukan anak kandungku.
Ibu Maryam : Maksud Ibu gimana sih, aku enggak ngerti. Kan anak Ibu cuma satu itu kan???
Ibu Iyah : Saya gak punya anak Bu, itu anak suami saya dengan keponakan saya.
Ibu Maryam : Hahhh??? Maksud Ibu gimana sih???
Ibu Iyah : Siapa sih yang gak ngerti Aib keluarga kami. waktu itu saya mengajak keponakan saya untuk tinggal bersama karena memang kami belum di karuniai seorang anak. waktu Itu si anak ini usianya baru 12 tahunan. Hingga kelas 1 SMP. Dia bandel, sering gak masuk sekolah. Kalau saya tanya dia selalu bilang sakit perutlah, pusing, mual hingga pada akhirnya saya bawa ank ini ke dokter. Dan ternyata cukup mengagetkan saya bahwa anak kelas 1 SMP hamil. Saya desak akhirnya dia mengaku kalau ini semua per suami saya. Katanya dia diperkosa, diancam akan di bunuh kalau memberitahu oranglain bahwa dia diperkosa suami saya.
Ibu Maryam : Hah??? Masa sih bu??? Tapi saya sama sekali tak pernah mendengar berita ini.
Ibu Iyah : Masa sih bu??? Orang sekampung mana yang gak tau berita ini, sebab setelah ketahuan itu saya merawat anak itu sampai dia melahirkan. Dan yang mencukupi semua kebutuhannya sampai dia melahirkan itu saya. Bahkan ketika selametan untuk anak itu semua dananya dari saya. Tapi pada akhirnya anak ini tidak lagi tinggal bersama kami di rumah dan anaknya tetap saya rawat sampai dengan sekarang. Dan hubungan saya dengan suami saya juga baik-baik saja. Kami tak pernah bertengkar karena masalah ini. Dan saya sudah cukup ikhlas menerima keadaan yang terjadi pad saaya dan keluarga saya.
Subhanallah, Allah Maha Besar.. Satu lagi masalah yang membuka mata saya bahwa selama ini benar bahwa adanya ketulusan dan Kekuatan Yang Maha Berasal dari Allah.. Saya tak bisa membayangkan kalau saya berada pada posisi itu. Saya mungkin tak sekuat Ibu Iyah. Mungkin saya tak dapat melalui ujian itu sampai sekarang ini. Saya Pasti sudah terlalu lelah terhadap semuanya.
Satu lagi pelajaran yang saya terima disini yaitu Ikhlas dan Kesabaran harus selalu kita tanamkan. Dan sampai sekarang kedua Ilmu itu belum bisa saya Khatamkan karena ini suliiiiiiiiiit sekali... Semoga kedepan kedua Ilmu itu bisa saya perdalami. Amiiin...
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Inspirasi Bisnis Tupperware Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger