Apa yang akan kita katakan jika disekitar kita banyak orang yang bertanya “kapan nikah?? Ingat umur lho. Gak usah pilih sana pilih sini, malah ntar gak kepilih sendiri.. Gak usah takut, rejeki udah ada yang ngatur…” mungkin banyak lagi kalimat-kalimat yang merupakan “wejangan” dari orang lain untuk kita. Apalagi saat kumpul keluarga, wah jelas bakal Bete abiss karena yang ditanya hanya seputar itu mulu. Apalagi topik utamanya kalo gak tentang “Pernikahan”.
NIKAH.. adalah kata yang biasanya akan menghantui kita setiap saat. Apalagi jika kita sudah dianggap berumur dan layak buat menikah. Ditambah lagi jika kita sudah bekerja. Orang akan menganggap bahwa semuanya sudah kita dapatkan dan tak ada yang lebih pantas dipikirkan kecuali hal satu itu. Permasalahannya adalah nikah itu tidak gampang dan sesederhana dengan yang dipikirkan banyak orang. Bahkan sebuah pernikahan juga tidak akan terwujud jika keinginan itu hanya ada dari dalam diri kita tanpa adanya pasangan atau persetujuan dan niat dari pasangan kita. Bahkan banyak juga orang yang mempunyai pasangan yang sebenarnya mampu namun tidak segera melaksanakannya. Banyak hal yang menjadi kendalanya yaitu diri kita sendiri ataupun dari pasangan kita juga (bagi yang sudah mempunyai pasangan).
Berikut ini contoh yang sering ditemui dalam keseharian kita:
1. Niat udah ada tapi pasangan belum punya
Kalo ini yang terjadi cemaslah sudah hari-hari kita. Keinginan untuk segera mengakhiri masa lajang pasti belum dapat tercapai sesegera mungkin. Bagaimana enggak, pacar aja belum punya kok.. Menyikapi hal ini ada sebagian orang yang gak terlalu ambil pusing. Mereka berpikir kalau jalan hidup masing-masing orang berbeda. Mungkin memang belum saatnya dan percaya kalau Tuhan pasti punya rencana lain. Yang penting bagaimana menjalani kehidupan yang sekarang dengan sebaik-baiknya. Orang-orang yang seperti gak gampang stress karena mereka bisa menenggelamkan keinginan dengan sikap bijak pada keadaan yang memang belum mampu mewujudkan keinginan untuk yang satu itu.
Jelas, tipe orang yang baru aja kita bahas diatas ini berbeda lagi dengan tipe yang ternyata “dalem” mikiran status itu. Akibatnya mereka akan menempuh bagaimanapun caranya supaya bisa merealisasikan keinginan dengan berbagai cara. Salah satu contohnya dia akan “nekad”. Ketakutan dengan usia yang semakin bertambah membuat dia akan berpikir pintas. Salah satunya dia akan berpikir mencari “pasangan/pacar” sembarangan. Tidak ada pertimbangan lain selain secepatnya harus punya pacar. Bahkan mungkin mereka berpikir “siapa cepat dia dapat”.. intinya siapapun nanti orang yang mengajaknya menikah, dia gak akan pikir panjang untuk mengiyakan. Apa yang akan terjadi kemudian, masalah apa yang akan timbul akan dipikir belakangan. Yang jelas, dalam waktu yang dekat dia akan “terselamatkan” dari banyak pihak. Orangtua, keluarga besar, orang-orang disekitar bahkan dari tuntutan diri yang selalu menggoyahkan ketentraman hati.
2. Punya Pacar tapi gak punya tujuan jelas
Wah, ini gak akan kalah ribet dengan contoh kasus di nomor 1. Yang namanya punya pacar itu adalah setingkat lebih baik daripada gak punya sama sekali. Paling enggak ada yang diajak bicara tentang bagaimana merancang masa depan. Tapi kalau pacar diajak ngobrol tentang itu selalu menghindar atau bahkan bilang belum siap waaahhh…ini bakalan satu tanda-tanda yang buat kita pusing setengah mati. Maju kena, mundur apalagi. Gak mungkin kita mutusin pacar hanya karena itu tapi kalau gak diputusin juga masa depan kita sendiri nggantung gak jelas. Bilang jalani dululah, belum mikirin ampe kesanalah, belum mapanlah… alasan itu pasti ada terus buat menghindar dari kita. Kalau udah gitu sepertinya itu adalah bendera perang yang tiap saat bisa menyala. Males juga kalau menjalin hubungan gak ada juntrungannya, kaya pacaran ama ABG aja “just fun”. Mana tahaaaaannnn…. udah puyeng tambah puyeng. Mau diputusin juga udah terlanjur sayang. Tapi ini sich namanya menyiksa diri kalo diterusin.
Jalan satu-satunya sich kita harus tegas sama diri kita sendiri. Soalnya kalau kita selalu larut dengan kondisi seperti itu, kita sendiri yang bakalan nyut-nyutan mikirin kasus yang gak selesai-selesai. Kalau udah ditekadin dengan semangat juang yang tinggi, ibarat kate orang nih, sakit udah resiko kite jadi jalanin aje prend. Jadi katakanlah ENGGAK jika memang udah gak sanggup lagi buat lanjut. Dari pada sakit ati, makan ati mulu. Putuskan, dan buatlah keputusan yang bijaksana untuk diri sendiri. Semoga akan dimudahkan dan dientengkan buat ke depannya.
3. Punya Pacar disuruh sabar nunggu
Nah, kalo yang ini no comment deh.. ini sich tergantung pribadi masing-masing. Kalau kamu percaya nih cowok yang sekarang jadi pasanganmu bakalan bisa bahagiain kamu dan kamu bisa bersabar, ya silahkan menunggu dengan kesabaran. Tapi kalau gak, bisa kita akalin dengan cara bikin komitmen dengan cowok kita. Gak semua cewek yang dalam taraf “krisis” seperti ini mau nunggu. Sebagian dari mereka ketakutan dengan waktu yang panjang dan mentok-mentok mengalami hal yang sama seperti sebelumnya lagi yaitu “kegagalan”. Padahal itu adalah salah satu momok dalam hidup kita saat itu. Kalau udah kaya gitu sih mendingan bicara aja langsung dengan pasangan kita apa yang sebenarnya kita khawatirkan, dan jangan sampai dia menggantung kita terlalu lama. Yah, mintalah waktu sampai kapan kita harus bersabar. Karena gak mungkin juga kalau kita menunggu tanpa kepastian. Berikanlah pasanganmu semangat, support, buatlah dia yakin untuk menuju harapan yang diinginkan kalian berdua. Jangan berikan tekanan yang berlebihan.. Nikmati keadaan ini bersama pasanganmu..
Itu tadi beberapa contoh kasusnya. So, apapun yang akan terjadi selalulah berdoa pada Tuhan semoga diberikan jalan yang terbaik untuk hidup kita. Apapun nanti yang terjadi ikhlaskanlah, serahkan semua pada_Nya. Yang penting kita sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk kita sendiri, dan orang-orang disekitar kita. Dan selalu tetap semangat menjalani hari-hari. Ca yo, tetap semangaaaatttt ya temaaannnn!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar